• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Perbandingan Hukum Pidana Indonesia: Civil Law, Kelebihan & Kekurangan?

img

Sistem hukum pidana di Indonesia, sebagai bagian dari tradisi civil law, memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari negara-negara civil law lainnya. Meskipun sama-sama berakar pada hukum Romawi dan kodifikasi hukum, implementasi dan interpretasi hukum pidana di Indonesia dipengaruhi oleh faktor sejarah, sosial, dan budaya yang khas.

Salah satu perbedaan utama terletak pada pengaruh hukum adat dan nilai-nilai lokal dalam sistem hukum pidana Indonesia. Hukum adat, yang merupakan hukum tidak tertulis yang hidup dalam masyarakat, seringkali menjadi pertimbangan dalam proses peradilan pidana, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan masyarakat adat. Hal ini berbeda dengan beberapa negara civil law lainnya yang lebih menekankan pada penerapan hukum positif yang tertulis.

Selain itu, sistem peradilan pidana Indonesia juga menghadapi tantangan dalam hal kapasitas dan sumber daya. Keterbatasan jumlah hakim, jaksa, dan pengacara, serta infrastruktur yang kurang memadai, dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi proses peradilan. Hal ini dapat menyebabkan penundaan persidangan, penumpukan kasus, dan potensi pelanggaran hak-hak tersangka atau terdakwa.

Perbandingan dengan negara civil law lain seperti Belanda atau Jerman menunjukkan perbedaan dalam hal penegakan hukum dan penerapan sanksi pidana. Di negara-negara tersebut, sistem peradilan pidana umumnya lebih modern dan efisien, dengan penekanan pada rehabilitasi narapidana dan penggunaan alternatif pemidanaan. Sementara itu, di Indonesia, sistem pemasyarakatan masih menghadapi berbagai masalah, seperti overcrowding dan kurangnya program rehabilitasi yang efektif.

Meskipun demikian, Indonesia terus berupaya untuk memperbaiki sistem hukum pidananya melalui reformasi hukum dan peningkatan kapasitas aparat penegak hukum. Upaya-upaya ini bertujuan untuk menciptakan sistem peradilan pidana yang lebih adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu memberikan perlindungan hukum yang efektif bagi seluruh warga negara.

Tabel Perbandingan Singkat:

Aspek Indonesia Negara Civil Law Lain (Contoh: Belanda)
Pengaruh Hukum Adat Signifikan Minimal atau Tidak Ada
Kapasitas Peradilan Terbatas Lebih Baik
Fokus Pemasyarakatan Cenderung pada Penghukuman Lebih pada Rehabilitasi

Pada tanggal 15 Maret 2024, diskusi mengenai reformasi KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) masih terus berlangsung, menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus menyempurnakan sistem hukum pidana di Indonesia.

Special Ads
© Copyright 2024 - BUSER KRIMINAL NEWS
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads